Ngapain Aja Sih Selama WFH?


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

        Alhamdulillah kita masih bisa diberi kesempatan untuk menjalani aktifitas kita sehari. Pada artikel kali ini, akan kita bahas beberapa pengalaman saya selama WFH. Kenapa saya cerita pengalaman saya?. Alasannya adalah karena dengan bercerita semoga pembaca dapat menyimpulkan sendiri apa himah yang dapat dipetik serta memberi dorongan pembaca terhadap hal yang bisa dilakukan saat WFH di masa pandemi COVID-19 ini. Selain itu, bercerita pengelaman juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta yang diberikan beberapa hari yang lalu. okleah berikut akan saya ceritakan yang dilakukan selama WFH.

        Awalnya saya sendiri tidak percaya, bahkan hampir mustahil mempercayai bahwa virus yang langka bernama COVID-19 ini mampu memberikan dampak yang tidak biasa. Kenapa saya bilang langka dan tidak biasa? karena yang pertama virus ini mampu menular dengan cara yang sederhana. Apa saja cara tersebut? pertama lewat kontak langsung. kontak langsung yang dilakukan dengan menyentuh benda atau objek yang sudah terinfeksi virus tersebut, maka akan menularkannya. Baik itu objek manusia, pakaian, hewan, maupun tempat-tempat yang biasanya umum disentuh manusia. Bayangkan saja, ketika kita memasuki mall atau indomart yang menggunakan pintu dorong atau tarik. Lalu seseorang yang telah terinfeksi virus Corona memasuki tempat tersebut dan menyentuh gagang pintunya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Tentu semua orang yang akan memasuki tempat tersebut dengan menyentuh gagang pintunya akan terinfeksi semua. Bukankah itu sederhana?. Selanjutnya ada jug acara penularan yang sederhana. Yakni berinterkasi dengan orang yang sudah tertular. Lebih tepatnya terkena virusnya lewat udara. Orang yang menderita Corona pada umumnya akan batuk-batuk. Dari batuk tersebut maka virus corona juga akan menyebar lewat udara di sekitar orang tersebut. Itu sebabnya cukup berbahaya jika duduk atau berinteraksi dengan jarak dekat terhadap orang yang menderita Corona. Selain itu virus COVID-19 ini terbilang mematikan. Pasalnya penderita dari virus ini lama kelamaan akan terserang paru-parunya dan pada akhirnya kehilangan nyawa. Karena cepatnya penyebaran virus yang mematikan ini akhirnya menjadi sebab virus ini cukup ditakuti.

        Lalu dengan demikian maka muncullah Social distancing, dimana masyrakat dianjurkan untuk tetap berada di rumah dan melakukan kegiatan di rumah. Tidak boleh keluar rumah kecuali urusan yang sangat mendesak. Dan seperti apa kegiatan orang di rumah pasti sangatlah berbeda-beda. Namun saya sendiri juga memiliki pengalaman selama Social distancing. Awalnya memang terkejut mendengar social distancing, dimana hal yang paling mengejutkan saya adalah karena virus COVID-19 ini orang-orang yang berjamaah di masjid atau musholla harus menjaga jarak. Terlebih lagi di Tanah Suci Arab, kegiatan Haji ditutup untuk sementara. Ka’bah menjadi sepi. Hal terbut membuat saya terkejut bahkan mengerikan menurut saya.

        Selanjutnya sambil tetap berusaha menjalani aktifitas saya di rumah, sayapun akhirnya ikut orang tua untuk membantu di pasar tempat orang tua saya mencari nafkah. Berhubung kuliah sedang diliburkan di masa WFH dan LFH, maka membentu orang tua merupakan hal yang sudah semestinya. Ditambah lagi ibu saya adalah orang yang akan sangat senang jika saya mampu menemaninya meski di pasar sekalipun. Alasan tersebut sudah cukup menurut saya. Meski sedang ada seruan social distancing. Akan tetapi tak lupa kami juga menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga diri dari virus Corona. Setiap karyawan yang bekerja diharuskan memakai masker, dan ibu saya selalu membawa hand sanitizer untuk berjaga-jaga setelah bersentuhan dengan orang lain. Alhamdulillah sampai sekarang pun hal tersebut cukup aman. Ditambah lagi setiap beberapa hari sekali petugas pasar juga menyemprotkan cairan yang mampu menghilangkan virus Corona di tempat-tempat dalam pasar tersebut secara merata.

         Sambil memiliki keseharian membantu orang tua. Saya pun berfikir untuk menemukan apa yang bisa saya kerjakan di masa WFH ini. Akan tetapi waktu terus berjalan dan saya tidak menemukan hal yang pasti. Di sisi lain kakak saya sendiri berusaha membuat dan memposting video memasak dan menikmati makanan, yang rencananya akan dibuatkan channel youtube. Lalu saya berfikir, apakah saya juga harus melanjutkan channel youtube saya. Lalu sembari saya berfikir saya pun teringat terhadap web saya yang rencananya akan dihosting. Untuk itu selama beberapa hari saya mencoba untuk meneruskan web tersebut. Akan tetapi tak lama setelah itu saya pun berfikir bahwa bukankah terlalu lama apabila saya harus melanjutkan web ini lalu mengisi materinya. Akhirnya saya berhenti sejenak lalu berifikir lagi untuk beberapa hari. Selang waktu tersebut, beberapa mata kuliah ternyata tetap mengadakan pertemuan. Jujur saya merasa bersyukur apabila pertemuan tetap bisa diadakan dan itu terasa sedikit keren, karena kita mampu menerapkan teknologi di saat seperti ini.

        Sambil mengikuti pertemuan mata kuliah secara online, beberapa dosen juga memebrikan tugas. Bahkan terdapat juga dosen yang setiap minggu memberikan tugas. Hal tersebut bukanlah masalah menurut saya, akan tetapi sedikit di luar dugaan, ternyata tugas yang diberikan pun juga sedikit berbeda. Dan mungkin bisa dikatakan sedikit berat. Beberapa tugas yang memerlukan kelompok sedikit lebih berat menurut saya karena di masa seperti ini akan sulit melakukan kerja kelompok bagi pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan secara online saja. Hal tersebut tentunya juga menjadi tantangan. Sehingga setiap mahasiswa harus berusaha untuk menyelesaikannya.

        Beberapa hari berlalu, saya pun mulai mengerjakan tugas-tugas kuliah. Salah satu diantaranya adalah tugas untuk mengamati peran teknologi di masa pandemic COVID-19. Biasanya ketika siang tiba, di rumah cukup sepi dan saya pun biasanya mengunjungi ibu saya di kamarnya sendirian. Beliau pasti senang kalau saya menemaninya. Beliau ibu saya biasa menonton TV di jam tersebut. Beberapa berita pun saya dengar. Berita mengenai covid-19 dan berita lainnya. Dari situlah saya mendapat infor yang cukup update dari virus COVID-19 ini. Awalnya untuk mencari peran teknologi dalam masa COVID-19 juga saya lakukan di internet sambil browsing. Lalu dengan pengetahuan yang sudah saya miliki, saya mulai menuliskan jawaban dari hal yang saya ketahui.

        Disamping itu terdapat tugas mata kuliah lainnya, yakni tugas untuk Ujian Akhir. Membuat paper atau program. Karena hobi saya memang ngoding(programming) maka saya lebih memilih membuat program. Awalnya saya pun bingung terhadap tugas ini. Apa kriteria program dan syarat dari program yang harus dibuat. Akan tetapi itu semua sudah tidak terjadi lagi setelah saya menanyakannya pada dosen pengampu. Akhirnya sambil mengerjakan tugas yang lain, saya juga terus berfikir kedepan apa yang bisa saya kerjakan. Dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas ini. Waktu terus berjalan, tugas demi tugas juga belum terselesaikan. Beberapa factor yang mempengaruhi adalah mungkin saja saya terlalu banyak berfikir untuk menyelesaikan tugasnya, mungkin saja kebiasaan saya yang ingin hasil yang maksimal menjadikan saya tak kunjung menyelesaikan tugasnya. Selain itu mungkin juga saya terlalu banyak membuang waktu dengan memainkan gadget saya. Namun, waktu memang terasa berjalan cukup lambat. Banyak hal sebenarnya bisa saya kerjakan, namun entah kenapa perkejaan satu dengan yang lain taka da yang kunjung selesai. Mungkin saja memang karena saya terlalu sombong dan mengentengkan semuanya.

        Waktu yang terus berjalan mungkin sesekali mengingatkan saya untuk segera bertindak. Namun tindakan apa yang perlu dilakukan itu sendiri menjadikan saya bingung. Sambal semua itu berjalan, saya terus memikirkan untuk menyempurnakan tugas-tugas saya. Hingga pada akhirnya saya memilih untuk mengerajakan tugas saya dulu sebelum memikirkan hal lain. Akhirnya saya focus terhadap tugas tersebut. Setiap harinya dari tugas yang ada saya pilih lalu saya kerjakan sedikit demi sedikit. Sampai menghasilkan sesuatu yang benar-benar seperti keinginan saya. Waktu terus berjalan. Tugas juga tak kunjung reda. Akan tetapi di setiap pertemuan mata kuliah terjadi masalah yang lama kelamaan menjadi sangat mengganggu.

        Di setiap tugas jangka pendek yang bisa diselesaikan pada saat sebelum mata kuliah dimulai, saya menyadari bahwa di setiap pertemuan terjadi kendala koneksi yang semakin melambat. Saya sendiri awalnya tak begitu menghiraukan. Akan tetapi pada setiap minggu koneksi saya semakin buruk di tempat saya. Sampai pada suatu ketika saya menyadari hal yang cukup terasa yakni halaman yang tidak bisa diload ketika memasuki video conference. Setelah dilakukan berkali-kali video conference memang bisa dimasuki, akan tetapi tidak keluar apa-apa. Pada halaman tersebut hanya tampak layar hitam. Yang saya pikirkan adalah bersyukur saya masih bisa mendengarkan penjelasan dosen. Akan tetapi itu semua berubah ketika dosen mengajukan pertanyaan. Tombol mic yang hanya bisa ditekan di layar manjadi masalahnya. Saya bisa mendengarkan dosen akan tetapi saya tidak bisa menyalakan mic untuk menjawab pertanyaan dari dosen, saya tidak memikirkan hal tersebut sebelumnya. Sampai akhirnya masalah ini menjadi awal dari permasalahan lainnya.

        Sampai di minggu-minggu pertemuan selanjutnya, di semua mata kuliah saya bahkan tidak bisa lagi memasuki video conference. Akibatnya saya benar-benar tidak bisa mendapatkan materi kuliah. Di samping itu hari-hari mulai terasa membosankan. Suara dari anak-anak yang mengatakan bahwa enak sekali kuliah libur juga sudah tidak terdengar. Kakak saya juga bercerita bahwa muridnya-muridnya juga telah bosan belajar online. Banyak yang tidak takut, banyak yang tidak menurut, dll. Akhirnya sambil mengerjakan apa yang bisa saya kerjakan, saya mengerjakannya semampu saya. Saya juga sempat berfikir, bagaimana ya bagi mereka yang tidak bisa membeli paket data. Saya masih bersyukur karena masih bisa membeli paket data(meski kecepatannya mangalami penurunan secara drastis). Lalu saya juga berfikir bagaimana bagi mereka yang bahkan tak memiliki gadget. Kabarnya pula bahwa ujian zaman sekarang akan dilakukan secara online. Kabar sebelumnya tentang orang tua yang belum mampu membelikan gadget untuk anaknya ujian saja menurut saya belum ketemu solusinya. Saya tak tau lagi akan seperti apa kedepan. Namun sembari dilanda kebosanan, saya juga mendapat kabar bahwa teman-teman mahasiswa sedang mengumpulkan data untuk membuat audiensi lagi dengan para pimpinan karena permasalahan COVID-19 ini. Saya juga mendengar adanya pihak dari mahasiswa yang kurang setuju bila tidak ada keringanan. Dari kabar tersebut saya hanya luruskan kepada pihak-pihak tertentu yang memang punya wewenang dalam pencarian data tersebut. Namun saya tidak ikut campur terhadap tindak lanjutnya karena mengingat saya sendiri bukan seorang ketua organisasi lagi, jadi mungkin saya berikan kesempatan bagi yang muda dan yang telah menggantikan saya.

        Selanjutnya saya harus tetap fokus pada pekerjaan dan tugas-tugas saya. Sampai akhirnya saya mulai menyimpulkan bahwa tugas-tugas di akhir rata-rata membuat jurnal dan ada pula yang program. Mengingat hal tersebut maka saya harus benar-benar mencari ide. Dari peran teknologi di masa pandemic ini, saya harus cari lagi ide atau gagasan yang murni dari saya untuk pembuatan salah satu jurnal. Hingga akhirnya saya yang telah berfikir banyak menemukannya. Selain itu tugas membuat program saya juga terus berlanjut.

         Karena deadline pembuatan program lebih cepat, maka saya putuskan untuk menyelesaikan tugas membuat program terlebih dahulu. Alhamdulillah dengan ketekunan saya yang mungkin menjadikan saya kurang istirahat, membuat program tersebut dapat dikupulkan pada saat deadline. Meski sebenarnya masih ada fitur yang belum dapat digunakan, karena waktu yang kurang akibat terlalu lama mencari ide, dan terlambat memahami penilaian tugasnya. Akan tetapi fungsi utama program tersebut masih bisa berjalan. Dan program tersebut bernama “Aplikasi Clustering menggunakan K-Modes”. Saya membuatnya bersama teman saya dan aplikasi tersebut bisa digunakan untuk mengelompokkan data nominal menggunakan algoritma K-Modes. Hasilnya cukup bagus menurut saya, meski kekurangannya juga lumayan. Akan tetapi fungsi utamanya sangat baik jika digunakan untuk mempelajari algoritma K-Modes. Bagi yang penasaran, berikut adalah linknya.

beetechno.000webhostapp.com (maaf masih pakai hosting gratis 😅😂)

        Setelah saya mengerjakan tugas tersebut. Saya pun ingin melanjutkan tugas untuk membuat paper. Tapi ada sedikit masalah. Saya ingat perkataan beliau dosen saya, bahwa usahakan ide atau gagasan itu bisa menyelesaikan masalah yang jelas dan solusi yang jelas. Akhirnya saya mulai ragu dengan ide saya sebelumnya, karena jujur itu sangat bercampur aduk. Permasalahan dan solusi yang ada bukan sesuatu yang konkrit. Lebih tepatnya mencakup permasahan yang amat banyak sehingga menjadikan ide saya tersebut kurang jelas masalah dan solusinya. Akhirnya saya berfikir lagi. Sampai pada akhirnya saya putuskan bahwa saya akan mengganti judul. Waktu itu deadline tidaklah jauh, namun saya bekat demi mengincar sesuatu yang lebih bagus dan lebih bernilai. Akhirnya saya ubah kembali dan memulainya lagi dari awal. Saya kerjakan dan saya selesaikan sebisa mungkin. Mungkin ada bagian dimana saya sangat serius mengerjakannya sampai terdapat bagian dimana saya mulai berfikir untuk mengerjakannya apa adanya akrena deadline sudah dekat.

         Dari semua pengalaman saya itu ketika WFH mungkin terdapat beberapa hal yang bisa diambil. Pertama, waktu sangatlah berharga. Ini tidak main-main. Waktu benar-benar harus dimanfaatkan. Pepatah dari arab mengatakan bahwa waktu itu bagaikan pedang. Apabila kamu tak memakai pedang tersebut dengan baik, maka pedang itu yang akan menusukmu. Konotasi dari kata “menusuk” disitu benar-benar bukanlah hal yang sepele. Kedua, jangan sampai terlalu meremehkan sesuatu. Meremehkan sesuatu akan membuatmu tidak serius dalam mengerjakannya, sampai pada akhirnya dirimu akan paham dan sadar kenapa bisa jadi seperti ini. Begitu mungkin kurang lebih. Dan pesan yang terakhir adalah tetap sayangi orang tuamu, karna kelak kamu akan sangat menyesal ketika kehilangan mereka sebelum membahagiakan mereka 😊.

        Sekian mungkin ini dulu artikel pada kesempatan ini. Terimakasih atas perhatian pembaca. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Komentar