Bermanfaat kah Teknologi Informasi di Masa Pandemik COVID-19?



Baru-baru ini dunia sedang digemparkan oleh isu virus yang bernama Corona atau COVID-19. kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019 yang kini dapat berujung terhadap kematian seseorang karena paru-paru telah terserang. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus (dari Detik.com).

Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona. Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya. Penularan virus Corona bisa melalui bersentuhan langsung terhadap orang yang menderita Corona maupun lewat benda-benda yang telah disentuh oleh orang yang menderita Corona.

Adanya penularan yang mudah dari virus Corona menjadikan penderita Corona harus diisolasi karena mampu menyebarkan ke orang-orang sekitar dengan cukup cepat. Demi mencegah penularan virus ini pemerintah membuat kebijakan untuk melarang masyarakat pergi keluar rumah jika tidak benar-benar mendesak. Sehingga sekolah, pasar maupun tempat yang biasanya dirumuni banyak orang kini terpaksa harus libur kerjakan dulu. Sehingga semua kegiatan baik jual beli maupun pembelajaran akan dilakukan di rumah dan tidak sampai keluar rumah atau dinamakan social distancing.

Dengan adanya keadaan seperti ini, maka seperti apa peran teknologi terhadap adanya virus COVID-19 ini?. Dalam bidang bisnis, transaksi yang dilakukan tanpa harus bertemu antara pembeli dan penjual secara langsung tetap bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan online shop atau jual beli secara online. Di Indonesia sudah terdapat beberapa layanan yang bisa digunakan untuk melakukan transasksi online. Salah satunya adalah shopee.

Dikutip dari Detik.com, "Kebijakan social distancing ini membuat kami(shopee) sebagai perusahaan e-commerce turut berpartisipasi dalam fungsi sosial kami sebagai perusahaan yaitu dengan mengedepankan kampanye #BelanjadariRumah," ujar Public Relations Lead Shopee Indonesia, Aditya Maulana Noverdi, dalam telekonferensi di YouTube resmi Shopee. Dalam paparan tersebut dapat dismpulkan bahwa pihak shopee  mendukung masyarakat untuk tetap belanja di rumah tanpa harus keluar rumah. Dan pihak shopee juga mengatakan akan menjamin keamanan dari transaksi. Tidak hanya itu pihak shopee juga memaparkan bahwa shopee juga akan ikut berkontribusi untuk mendukung masyarakat supaya tidak keluar rumah. Dengan cara memberikan voucher-voucher diskon untuk tetap berbelanja secara online lewat shopee.

Tidak hanya itu beberapa online shop seperti bukalapak dan tokopedia juga ikut serta dalam mendukung masyarakat supaya tetap berada di rumah dan melakukan transaksi secara online. Dengan adanya hal ini maka dapat dismpulkan bahwa dalam bidang bisnis, Sistem infromasi dan teknologi mampu mendukung supaya masyarakat tetap berada di rumah demi mencegah tersebarnya virus Corona. Menurut pendapat pribadi saya adanya virus Corona ini justru menguntungkan pihak-pihak e-commerce dengan bertambahnya jumlah orang yang melakukan jual beli dan transaksi secara online. Hal itu dapat dibuktikan secara akal bahwa orang-orang yang ingin tetap berbisnis namun menghindari kontak langsung dengan pembeli, solusinya adalah berdagang lewat online shop. Dan bagi pembeli yang ingin menghindari kontak langsung dengan penjual atau tidak bisa keluar rumah maka bisa berbelanja di rumah meleewati online shop. Ditambah lagi dengan adanya diskon yang ditawarkan oleh pihak-pihak e-commerce membuktikan bahwa pihak e-commerce telah memprediksi banyaknya pengguna online shop yang akan bertambah seiring berjalannya isu Corona ini. Itulah mengapa pihak e-commerce seperti shopee mengeluarkan tema barunya yakni  #BelanjaDariRumah yang berisikan banyak diskon menarik bagi pelanggan yang akan menggunakan shopee.

Beralih ke sektor pendidikan, adanya isu corona ini juga menjadikan pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah terpaksa harus dilakukan di rumah. Hal ini tetap bisa dilakukan melalui sarana pembelajaran online. Di Indonesia sendiri sudah mulai digunakan layanan-layanan yang mendukung pembelajaran secara online. Diantaranya adalah google classroom.

Google classroom merupakan aplikasi buatan perusahaan google yang dapat digunakan oleh guru untuk memberikan tugas kepada siswa dalam suatu jkelas yang sudah terdaftar, serta siswa yang juga dapat mengirimkan jawaban dari tugasnya. Google Classroom ini juga dapat digunakan tanpa harus berbayar.  Selain itu google classroom juga mampu tersambung dengan layanan google lainnya seperti G-Mail dan Google Drive

            Dalam masa-masa isu Corona ini, Google Classroom merupakan salah satu alternatif yang paling populer untuk melakukan pembelajaran secara online. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sebelum bulan maret 2020 Google Classroom tidak termasuk daftar aplikasi terpopuler, akan tetapi kini Google Classroom berada di puncak dari daftar aplikasi gratis PlayStore teratas. Dikutip dari Kompas.com, kini Google Classroom telah didownload lebih dari 50 juta kali. Hal tersebut sangatlah luar biasa dimana menurut AppBrain, Google Classroom bahkan di luar daftar 100 aplikasi populer pada awal Maret ini. Jumlah unduhan meningkat drastis, dan pada 10 Maret lalu Google Classroom menembus 5 besar aplikasi populer di wilayah Amerika Serikat. dan menerima berbagai ulasan yang menyebutkan bahwa aplikasi keluaran Google ini sangat membantu pembelajaran jarak jauh.

Dalam kabar yang disampaikan lewat kompas.com dapat disimpulkan bahwasannya aplikasi pembelajaran online seperti Google Classroom merupakan alternative yang bisa digunakan untuk tetap menjalankan pembelajaran dalam mengahdapi isu Corona. Sedangkan menurut saya pengaruh dari Sistem informasi dan teknologi informasi dalam menghdapi isu Corona ini  pada bidang pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya aplikasi seperti Google Classroom, siswa dan orang-orang yang biasanya melakukan pembelajaran tetap bisa melakukannya di rumah. Namun meski demikian terdapat masalah dimana rentan pendidikan cakupannya sangatlah luas, dimana teredapat pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan pendidikan tinggi universitas. Masalahnya yakni ketika berada pada ruang lingkup seperti taman kanak-kanak murid yang berusia dibawah 8 tahun akan kesulitan menggunakan gawai atau gadget. Belum lagi tidak semua kalangan yang ingin menempuh pendidikan memiliki biaya yang cukup untuk membeli gawai yang dapat digunakan untuk pembelajaran online. Selain dari biaya pembelian gawai terdapat juga masalah biaya pembelian paket data untuk menunjang pembelajaran online.

Kesimpulan dari paparan di atas bahwasannya dalam bidang bisnis e-commerce mampu menunjukkan kontribusinya dalam menghadapi isu Corona ini, dengan cara memberikan banyak diskon kepada pengguna. Guna untuk memperbanyak penggunanya serta mendukung pengguna untuk tetap berada di rumah. Sambil untuk mencegah menyebarnya virus Corona. Sedangkan dalam sektor pendidikan aplikasi layanan pendidikan mampu menjadi solusi alternative bagi para siswa dan siswa yang ingin tetap belajar meski tidak berada di sekoolah. Akan tetapi memiliki beberapa permasalahan dimana tidak semua orang dapat menggunakan gawai dan memakai aplikasi pembelajaran online yang ada.

Komentar